joko prasetyo
Friday 20 September 2013
Monday 27 May 2013
KNOWLEDGE PORTALS
KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
Lecture : Leon Abdillah
Lecture : Leon Abdillah
Knowledge Portal (KP) Knowledge Manajemen System Sangat integratif (KMSS) adalah knowledge yang menjanjikan
untuk mensintesis pengetahuan
tersebar luas dan untuk menghubungkan individu dalam rangka memberikan 'pengetahuan one-stop shop'.
Namun, KP menghadapi tantangan besar dalam praktek, sebagai seluk-beluk
pertukaran pengetahuan dikenakan bervariasi faktor individu
dan sosial. Pada saat yang sama, semakin
banyak bukti anekdot dari studi
kasus menunjukkan potensi besar
KP '.
Dalam
tulisan ini, kita mengambil beberapa
langkah awal menuju teori untuk KP(Knowledge
Portal) yang lebih jelas konseptualnya Knowledge portal dan menekankan peran Knowledge Portal untuk menyatukan jaringan
dan repositori fitur KMS.
Kami menjelaskan tiga
tantangan utama untuk sukses
penyebaran Knowledge Portal:
(1) kontribusi yang cukup,
(2) budaya organisasi
yang menguntungkan, dan
(3) pengetahuan integrasi dan memvalidasi ini sebagai berlaku untuk KP melalui review 42
makalah empiris.
Categories of Portal
Tools
1. Gathering - Dokumen dibuat oleh knowledge worker
dan disimpan di beberapa lokasi. (File di desktop pribadi, Website pada
jaringan, dan database di server). Agar mudah diakses , data dan dokumen harus
mudah di-capture dan disimpan di tempat yang umum.
2. Categorization adalah bagaimana
mengkategorisasikan berdasarkan tingkatan pelanggan, partner, pekerja dan juga
berdasarkan dimensi proses, produk, dan layanan. Dengan kata lain bisa
memprofilkan informasi yang tersimpan. Contohnya seperti ebay dan kaskus
3. Distribution – Biasanya digunakan sebagai pendukung
dalam mendistribusikan informasi yang ter-struktur dan tidak terstruktur yang
dapat berbentuk dokumen tertulis atau elektronik.
4. Collaboration dapat dilakukan melalui pesan, aliran
kerja dan diskusi database. Digunakan dalam membentuk suatu (groupware).
Kebutuhan untuk komunikasi diantara user yang berkolaborasi. Collaborative Web
applications mendukung proses berbagi informasi dan workspaces (misalnya
WikiWiki, http://c2.com/cgi/wiki, or BSCW, http://bscw.gmd.de/) untuk
menghasilkan, mengedit dan memanej shared information. Mereka juga menggunakan
logs dengan sejumlah entri data dan edit data (seperti pada weblog) sebagai
mediator pertemuan atau berdiskusi. Mendukung komunikasi diantara member seperti
dalam bentuk chating dan e‐learning platforms.
5. Publish - Menampilkan informasi sampai pada
individu yang berada di luar organisasi.
Contioh
detik.com atau kompas.com
6. Personalization merupakan kunci utama dalam arsitektur portal. Knowledge worker harus mengelola dan mengirimkan informasi berdasarkan kebutuhan. Menyediakan layanan yang dapat dikutomisasi oleh usernya, kapanpun, dimanapun dan untuk perangkat apapun, semuanya itu merupakan layanan akses yang ada dimana-mana. Sebagai contoh misalnya aplikasi web yang menyediakan layanan bagi orang yang bermobilitas tinggi untuk mengetahui restoran yang buka pada jam 11 hingga 2 malam. Aplikasi web dengan tipe ini biasanya sangat terbatas form permintaannya yang hanya mendukung satu aspek – (personlisasi atau lokasi) – layanan.
7. Search/navigate - Menyediakan tools untuk mengidentifikasi dan meng-akses informasi yang khusus, biasanya menjelaskan fungsi yang ada pada situs dan meng-kategorisasi kepentingan internal dalam kelompok. (berita, olahraga, keuangan, pendidikan)
Contoh : Yahoo; Bing; dll
Friday 17 May 2013
KNOWLEDGE CODIFICATION TOOLS
Knowledge Management System
Lecture : Leon Abdillah
Knowledge Map
Kodifikasi pengetahuan
adalah tahapan selanjutnya dari memperluas pengetahuan. Dengan mengubah
pengetahuan menjadi bentuk yang eksplisit dan tangible seperti suatu dokumen,
pengetahuan dapat dikomunikasikan secara lebih luas dan dengan sedikit
biaya. Interaksi terbatas dalam ruang lingkup mereka yang
dapat mendengar atau dapat melakukan kontak tatap muka langsung. Dokumen
dapat disebarkan secara luas melalui intranet korporat dan berlangsung lama,
yang dapat membuatnya tersedia sebagai referensi dan ketika diperlukan, baik
oleh staf yang ada dan staf di masa yang akan datang. Kodifikasi
pengetahuan membentuk memori korporat organisasi yang “nyata”.
Kodifikasi Pengetahuan :
- Pengorganisasian dan mewakili pengetahuan sebelum diakses oleh personil yang berwenang.
- Bagian pengorganisasian biasanya dalam bentuk pohon keputusan, tabel keputusan, atau bingkai.
- Konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit dalam bentuk yang dapat digunakan.
- Konversi informasi tidak terdokumentasi menjadi informasi yang didokumentasikan.
- Membuat perusahaan-spesifik pengetahuan yang terlihat, mudah diakses, dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
Cognitive Maps
Ketika keahlian (expertise),
pengalaman dan know-how telah disebarkan secara eksplisit, biasanya melalui
suatu bentuk wawancara, konten yang dihasilkan dapat direpresentasikan sebagai
peta kognitif. Peta kognitif adalah cara yang baik untuk mengkoding
pengetahuan yang ditangkap karena peta juga menangkap konteks dan antarhubungan
yang kompleks antara konsep-konsep kunci yang berbeda. Peta kognitif
berdasarkan pemetaan konsep (Leake et al., 2003), peta konsep merepresentasikan
konsep dan relasi dalam bentuk grafik dua dimensi, dengan node/titik merepresentasikan
konsep kunci yang dihubungkan oleh hubungan-hubungan (links) yang
merepresentasikan proposisi. Hal ini hampir sama denagn jaringan semantik
yang digunakan oleh berbagai disiplin ilmu seperti linguistik, pendidikan dan
sistem berbasis pengetahuan. Tujuan dari sistem ini adalah untuk
mengorganisasikan lebih baik pengetahuan eksplisit dan menyimpannya dalam
memori korporat untuk penympanan jangka panjang.
Teknik dan Metode Kodifikasi
Pengetahuan (alat dan prosedur)
I. Pemetaan Pengetahuan
- Berfungsi membimbing,
- Representasi visual pengetahuan, bukan repository,
- Sebuah direktori yang menunjuk langsung kepada orang-orang, dokumen, dan repository,
- Mengarahkan orang ke mana harus pergi ketika mereka membutuhkan keahlian tertentu,
- Menerima penangkapan pengetahuan eksplisit dan tacit dalam dokumen dan di kepala para ahli.
II.
Siklus Building
- Setelah Anda tahu di mana pengetahuan berada, Anda hanya menunjuk ke sana dan menambahkan petunjuk tentang cara untuk sampai ke sana,
- Sebuah perusahaan intranet adalah media umum untuk pengetahuan peta penerbitan,
- Kriteria Building : kejelasan tujuan, kemudahan penggunaan, ketepatan isi,
III.
Tabel Keputusan
- Lebih seperti spreadsheet – dibagi ke dalam daftar kondisi dan nilai-nilai masing-masing dan daftar kesimpulan,
- Kondisi yang cocok dengan kesimpulan,
IV. Pohon Keputusan
- Diatur sebuah jaringan semantik hierarkis,
- Terdiri dari node yang mewakili tujuan dan link mewakili keputusan atau hasil,
- Baca dari kiri ke kanan, dengan akar berada di sebelah kiri,
- Semua node kecuali simpul akar adalah contoh dari tujuan utama. Lihat Gambar dibawah,
- Langkah pertama sebelum kodifikasi yang sebenarnya,
- Kemampuan untuk memverifikasi logika grafis dalam masalah yang melibatkan situasi yang kompleks yang menghasilkan sejumlah tindakan,
V. Frames
- Merupakan pengetahuan tentang ide tertentu dalam satu tempat,
- Menangani kombinasi pengetahuan deklaratif dan operasional, yang membuatnya lebih mudah untuk memahami masalah domain,
- Memiliki slot (objek tertentu atau atribut dari suatu entitas) dan facet (nilai dari suatu obyek atau slot),
- Ketika semua slot diisi dengan nilai-nilai, frame dianggap instantiated.
VI.
Taksonomi Pengetahuan
Konsep dapat dipandang
sebagai blok-blok bangunan pengetahuan dan keahlian. Kita
masing-masing menggunakan definisi internal kita sendiri mengenai konsep untuk
membuat sense terhadap dunia sekitar kita. Ketika konsep kunci telah
diidentifikasi dan ditangkap, mereka dapat diatur dalam suatu hierarki yang
sering mengacu sebagai suatu taksonomi pengetahuan struktural. Taksonomi
pengetahuan membat pengetahuan dapat secara gambar direpresentasikan sehingga
merefleksikan organisasi konsep dalam bidang keahlian khusus atau untuk
organisasi secara lebih luas.
Kamus pengetahuan (knowledge dictionary) adalah
cara yang baik untuk menjaga konsep dan istilah kunci yang digunakan. Hal
ini mungkin disusun pada saat anda mengakuisisi dan mengkoding
pengetahuan. Hal ini harus secara jelas didefinisikan dan diklarifikasi
oleh “jargon” profesional berdasarkan domain permasalahan. Taksonomi
adalah sistem klasifikasi dasar yang membuat kita dapat menggambarkan konsep
dan ketergantungannya-biasanya dalam bentuk hierarki. Makin tinggi konsep
diletakkan, makin umum atau generik konsep tersebut. Makin rendah
suatu konsep ditempatkan, makin spesifik hal tersebut pada kategori level
tinggi. Konstruksi taksonomi melibatkan identifikasi, mendefinisikan,
membandingkan dan mengelompokkan elemen. Ketika menciptakan taksonomi
pengetahuan oganisasi, hal ini sangat penting untuk mengidentifikasi pemilik
konten. Taksonomi ini membantu memastikan konten akan selalu up to
date. Organisasi akan juga memiliki ide jelas dari masing-masing anggota
staf sebagai pemilik pengetahuan tertentu. Taksonomi pengetahuan ini
(kadang-kadang disebut peta pengetahuan) juga harus memanfaatkan metadata, yang
ditandai pada “informasi tentang informasi”-sebagai contoh : penandaan konten
dengan pemilik konten, tanggal “sebaiknya sebelum”, informasi klasifikasi
seperti kata kunci, informasi spesifik-bisnis seperti audience yang dimaksud
dan industri vertikal yang dituju.
sumber 1 sumber 2
sumber 1 sumber 2
OTHERS TECHNIQUES TO CAPTURE TACIT KNOWLEDGE
On-site
observation, (action protocol) adalah proses
mengamati, menginterpretasi dan mencatat perilaku pakar ketika memecahkan suatu
masalah. Teknik ini memerlukan konsentrasi pada semua langkah karena dilakukan
oleh pakar secara men-detail.
Knowledge developer harus bertanya kepada pakar
tentang proses penyelesaian masalah. Knowledge developer harus banyak
mendengar dibandingkan dengan berbicara, menghindari adanya bantahan atau
melakukan adu argumen kepada pakar ketika sedang melakukan kegiatannya.
- (on-site observation)
1. Observasi
dilakukan ditempat kerja
2. Proses mengamati, menafsirkan, dan merekam perilaku ahli pemecahan masalah yang terjadi
3. Dibandingkan dengan proses wawancara, pengamatan di lapangan membawa pengembang pengetahuan lebih dekat dengan langkah-langkah nyata, teknik, dan prosedur yang digunakan oleh ahli.
2. Proses mengamati, menafsirkan, dan merekam perilaku ahli pemecahan masalah yang terjadi
3. Dibandingkan dengan proses wawancara, pengamatan di lapangan membawa pengembang pengetahuan lebih dekat dengan langkah-langkah nyata, teknik, dan prosedur yang digunakan oleh ahli.
Kelemahan
On_site Observation
1. Bahwa kadang-kadang beberapa ahli tidak suka diamati
2. Reaksi dari rekan-rekan selama
pengamatan dapat mengganggu
3. Kerugian lain adalah akurasi
/ kelengkapan pengetahuan
ditangkap melemah
kesenjangan waktu antara pencatatan dan pengamatan.
Knowledge
sharing merupakan sebuah aktivitas dimana pengetahuan (informasi, skill, dan
keahlian) ditukarkan kepada orang lain, teman, atau bahkan anggota keluarga,
dan komunitas pada sebuah organisasi.
Knowledge
sharing tidak hanya sekedar
memberikan sesuatu kepada orang lain atau mendapatkan sesuatu dari mereka
sebagai hasil timbal balik. Namun knowledge sharing terjadi ketika
orang-orang secara alami tertarik untuk membantu satu sama lain untuk membangun
kompetensi dan kapasitas yang baru untuk bertindak. Jadi knowledge sharing
bukan sesuatu yang dipaksakan atau di siapkan secara formal, namun mengalir
secara alamiah dan ada unsur kerelaan untuk membantu orang lain demi kemajuan
atau mencapai tujuan tertentu.
Knowledge
sharing juga disebutkan
merupakan proses penciptaan pembelajran. Hal tersebut dimaksudkan bahwa melalui
kegiatan knowledge sharing, maka se-seorang akan mendapatkan
pemahaman, wawasan baru terhadap suatu hal, dan peningkatan tersebut merupakan
salah satu bentuk dari adanya pembelajaran.
Fokus
utama dari knowledge sharing adalah kemampuan seseorang untuk
mengeksplisitkan dan meng-komunikasikan pengetahuan kepada individu, grup, dan
organisasi. Selanjutnya dalam knowledge management system,
seorang individu diharapkan mampu mengkon-tribusikan pengetahuan mereka melalui
system yang telah disediakan oleh organisasi daripada di-share secara
personal atau kelompok tertentu saja. Knowledge mana-gement system
merupakan kunci utama keber-hasilan kegiatan knowledge sharing di
organisasi.
Isu utama dalam knowledge
management system adalah
harus bisa menunjukkan bahwa knowledge
merupakan sebuah ‘benda publik’/public good.
Artinya adalah bahwa knowledge atau
penegtahuan tersebut harus tersedia untuk seluruh anggota organisasi tanpa
melihat apakah mereka semua turut berkontribusi apa tidak. Namun masalah
muncul ketika ada beberapa individu yang menikmati pengetahuan bersama tersebut
tanpa memberikan kontribusi. Isu tersebut masih menjadi hal yang membuat knowledge sharing menjadi kegiatan
yang sulit untuk dilakukan.
LEARNING FORM DATA
KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
Lecture : Leon Abdillah
Caltech
Caltech memiliki kursus online Belajar dari data, diajarkan oleh Profesor Yaser Abu-Mostafa, yang berusaha untuk membuat materi kursus diakses oleh semua orang. Tidak seperti kebanyakan kursus online saya sudah diambil, yang satu ini secara independen ditawarkan melalui platform yang dibuat hanya untuk kelas. Aku mengambil kursus untuk korban kedua Januari-Maret 2013.
Platform yang kursus yang ditawarkan adalah tidak licin sebagai Coursera. Kuliah-kuliah yang ditawarkan melalui playlist Youtube, dan PR yang dinilai melalui beberapa pilihan. Itu mungkin kelemahan kelas, tapi entah bagaimana fakultas tentu membuatnya bekerja.
Isi kelas itu adalah titik yang kuat. Abu-Mostafa berkelok-kelok teori dan masalah pragmatis seluruh kelas, dan mengundang siswa untuk menulis kode di hampir setiap platform (Aku, tentu saja, memilih R) untuk mengeksplorasi ide-ide teoritis dalam pengaturan praktis. Antara kelas ini dan Mesin kelas Andrew Ng Belajar pada platform Coursera, mahasiswa akan memiliki dasar yang sangat kuat untuk menerapkan teknik ini untuk pengaturan dunia nyata.
Saya hanya punya satu keberatan dengan konten, yang datang di kuliah terakhir. Dalam penjelasannya tentang teknik Bayesian, ia menyatakan bahwa dalam situasi yang paling Anda hanya bisa model parameter dengan fungsi delta. Ini, tentu saja, jatuh sejalan dengan gagasan frequentist bahwa Anda memiliki konstan, tetapi diketahui "keadaan alamiah." Saya merasa seperti ini untuk waktu yang lama, tetapi tidak benar-benar percaya itu lagi dalam berbagai konteks. Saya pikir dia bermain sampai Bayesian v frequentist perselisihan sedikit banyak, yang mungkin telah tepat 20 tahun yang lalu tapi tidak begitu banyak masalah sekarang.
Jika tidak, saya menemukan perspektif dari kursus yang sangat berharga, terutama dalam konteks pembelajaran diawasi.
Jika Anda berencana untuk mengambil kursus, saya merekomendasikan meninggalkan banyak waktu untuk itu atau memiliki latar belakang statistik yang sangat kuat.
Platform yang kursus yang ditawarkan adalah tidak licin sebagai Coursera. Kuliah-kuliah yang ditawarkan melalui playlist Youtube, dan PR yang dinilai melalui beberapa pilihan. Itu mungkin kelemahan kelas, tapi entah bagaimana fakultas tentu membuatnya bekerja.
Isi kelas itu adalah titik yang kuat. Abu-Mostafa berkelok-kelok teori dan masalah pragmatis seluruh kelas, dan mengundang siswa untuk menulis kode di hampir setiap platform (Aku, tentu saja, memilih R) untuk mengeksplorasi ide-ide teoritis dalam pengaturan praktis. Antara kelas ini dan Mesin kelas Andrew Ng Belajar pada platform Coursera, mahasiswa akan memiliki dasar yang sangat kuat untuk menerapkan teknik ini untuk pengaturan dunia nyata.
Saya hanya punya satu keberatan dengan konten, yang datang di kuliah terakhir. Dalam penjelasannya tentang teknik Bayesian, ia menyatakan bahwa dalam situasi yang paling Anda hanya bisa model parameter dengan fungsi delta. Ini, tentu saja, jatuh sejalan dengan gagasan frequentist bahwa Anda memiliki konstan, tetapi diketahui "keadaan alamiah." Saya merasa seperti ini untuk waktu yang lama, tetapi tidak benar-benar percaya itu lagi dalam berbagai konteks. Saya pikir dia bermain sampai Bayesian v frequentist perselisihan sedikit banyak, yang mungkin telah tepat 20 tahun yang lalu tapi tidak begitu banyak masalah sekarang.
Jika tidak, saya menemukan perspektif dari kursus yang sangat berharga, terutama dalam konteks pembelajaran diawasi.
Jika Anda berencana untuk mengambil kursus, saya merekomendasikan meninggalkan banyak waktu untuk itu atau memiliki latar belakang statistik yang sangat kuat.
CAPTURING TACIT KNOWLEDGE
Lecture : Leon Abdillah
Interview 10 (Question)
1. Apa latar belakang dari diterapkan nya kms Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
2. Apa tujuan knowledge management bagi sistem informasi tersebut?
3. Bagaimana diterapkan nya system Perekrutan Karyawan ini ?
4. Apa saja pengetahuan umum yang tersedia dalam Peusahaan ini dan jelaskan?
5. Dari pengetahuan tersebut, yang manakah yang paling mudah di kelolah sehingga pemanfaatannya sangat di rasakan pengguna?
6. Apa saja tahapan dalam knowledge management agar suatu knowledge yang tersimpan dalam organisasi (PT. Chevron Indoasia Business) dapat dikelola dengan baik?
7. Sejauh ini apa saja pemanfaatan Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
8. Bagaimana penerapan teknologi informasi knowledge sharing culture PT. Chevron Indoasia Business ?
9. Bagaimana proses interface mengenai sistem informasi Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
10. Apakah komponen yang paling penting dan dibutuhkan dalam penerapan knowledge managemen system ini di Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
Questioner [10 Question]
1. bagaimana penerapan Knowledge Management system pada Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
2. Bagaimana Bentuk teknologi dalam knowledge Perekrutan Karyawan ini?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
3. Apakah KMS yang diterapkan sudah
sesuai tujuan?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
4. Bagaimana pengelolahan knowledge Perekrutan Karyawan pada
PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
5. Bagaimana pengelolahan pengetahuan
tacit dalam knowledge
Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement
Recruitment?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
6. Bagaimana pelayanan Perekrutan Karyawan pada PT.
Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment setelah di terapkan nya KMS?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
7. Apakah system knowledge Perekrutan Karyawan pada
PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment yang diterapkan sudah baik dan mudah untuk di terima?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
8. Fasilitas yang di sediakan dalam knowledge Perekrutan Karyawan pada
PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
9. Bentuk tampilan dari KMS knowledge sharing Perekrutan Karyawan
pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment yang telah di terapkan?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
10.bagaimana pengelolahan KMS knowledge
Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik
Subscribe to:
Posts (Atom)