Pages

Monday 27 May 2013

KNOWLEDGE PORTALS


      Knowledge Portal (KP) Knowledge Manajemen System Sangat integratif (KMSS) adalah knowledge yang menjanjikan untuk mensintesis pengetahuan tersebar luas dan untuk menghubungkan individu dalam rangka memberikan 'pengetahuan one-stop shop'.

     Namun, KP menghadapi tantangan besar dalam praktek, sebagai seluk-beluk pertukaran pengetahuan dikenakan bervariasi faktor individu dan sosial. Pada saat yang sama, semakin banyak bukti anekdot dari studi kasus menunjukkan potensi besar KP '.  
  Dalam tulisan ini, kita mengambil beberapa langkah awal menuju teori untuk KP(Knowledge Portal) yang lebih jelas konseptualnya Knowledge portal dan menekankan peran Knowledge Portal untuk menyatukan jaringan dan repositori fitur KMS.  
Kami menjelaskan tiga tantangan utama untuk sukses penyebaran Knowledge Portal:

(1) kontribusi yang cukup,
(2) budaya organisasi yang menguntungkan, dan
(3) pengetahuan integrasi dan memvalidasi ini sebagai berlaku untuk KP melalui review 42 makalah empiris.

Categories of Portal Tools  


1.    Gathering - Dokumen dibuat oleh knowledge worker dan disimpan di beberapa lokasi. (File di desktop pribadi, Website pada jaringan, dan database di server). Agar mudah diakses , data dan dokumen harus mudah di-capture dan disimpan di tempat yang umum.

2.  Categorization adalah bagaimana  mengkategorisasikan berdasarkan tingkatan pelanggan, partner, pekerja dan juga berdasarkan dimensi proses, produk, dan layanan.  Dengan kata lain bisa memprofilkan informasi yang tersimpan. Contohnya seperti ebay dan kaskus

3.  Distribution – Biasanya digunakan sebagai pendukung dalam mendistribusikan informasi yang ter-struktur dan tidak terstruktur yang dapat berbentuk dokumen tertulis atau elektronik.

4.  Collaboration dapat dilakukan melalui pesan, aliran kerja dan diskusi database. Digunakan dalam membentuk suatu (groupware). Kebutuhan untuk komunikasi diantara user yang berkolaborasi. Collaborative Web applications mendukung proses berbagi informasi dan workspaces (misalnya WikiWiki, http://c2.com/cgi/wiki, or BSCW, http://bscw.gmd.de/) untuk menghasilkan, mengedit dan memanej shared information. Mereka juga menggunakan logs dengan sejumlah entri data dan edit data (seperti pada weblog) sebagai mediator pertemuan atau berdiskusi. Mendukung komunikasi diantara member seperti dalam bentuk chating dan e‐learning platforms.
5.    Publish - Menampilkan informasi sampai pada individu yang berada di luar organisasi. 
Contioh detik.com atau kompas.com


6.  Personalization merupakan kunci utama dalam arsitektur portal. Knowledge worker harus mengelola dan mengirimkan informasi berdasarkan kebutuhan. Menyediakan layanan yang dapat dikutomisasi oleh usernya, kapanpun, dimanapun dan untuk perangkat apapun, semuanya itu merupakan layanan akses yang ada dimana-mana. Sebagai contoh misalnya aplikasi web yang menyediakan layanan bagi orang yang bermobilitas tinggi untuk mengetahui restoran yang buka pada jam 11 hingga 2 malam. Aplikasi web dengan tipe ini biasanya sangat terbatas form permintaannya yang hanya mendukung satu aspek – (personlisasi atau lokasi) – layanan.

7.  Search/navigate - Menyediakan tools untuk mengidentifikasi dan meng-akses informasi yang khusus, biasanya menjelaskan fungsi yang ada pada situs dan meng-kategorisasi kepentingan internal dalam kelompok. (berita, olahraga, keuangan, pendidikan)
Contoh : Yahoo; Bing; dll

Friday 17 May 2013

KNOWLEDGE CODIFICATION TOOLS

Knowledge Management System

Lecture : Leon Abdillah

Knowledge Map
Kodifikasi pengetahuan adalah tahapan selanjutnya dari memperluas pengetahuan.  Dengan mengubah pengetahuan menjadi bentuk yang eksplisit dan tangible seperti suatu dokumen, pengetahuan dapat dikomunikasikan secara lebih luas dan dengan sedikit biaya.  Interaksi terbatas dalam ruang lingkup  mereka yang  dapat mendengar atau dapat melakukan kontak tatap muka langsung.  Dokumen dapat disebarkan secara luas melalui intranet korporat dan berlangsung lama, yang dapat membuatnya tersedia sebagai referensi dan ketika diperlukan, baik oleh staf yang ada dan staf di masa yang akan datang.  Kodifikasi pengetahuan membentuk memori korporat organisasi yang “nyata”.
            Kodifikasi Pengetahuan :
  • Pengorganisasian dan mewakili pengetahuan sebelum diakses oleh personil yang berwenang.
  • Bagian pengorganisasian biasanya dalam bentuk pohon keputusan, tabel keputusan, atau bingkai.
  • Konversi pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit dalam bentuk yang dapat digunakan.
  • Konversi informasi tidak terdokumentasi menjadi informasi yang didokumentasikan.
  • Membuat perusahaan-spesifik pengetahuan yang terlihat, mudah diakses, dan digunakan untuk pengambilan keputusan.

Cognitive Maps
Ketika keahlian (expertise), pengalaman dan know-how telah disebarkan secara eksplisit, biasanya melalui suatu bentuk wawancara, konten yang dihasilkan dapat direpresentasikan sebagai peta kognitif.  Peta kognitif adalah cara yang baik untuk mengkoding pengetahuan yang ditangkap karena peta juga menangkap konteks dan antarhubungan yang kompleks antara konsep-konsep kunci yang berbeda.  Peta kognitif berdasarkan pemetaan konsep (Leake et al., 2003), peta konsep merepresentasikan konsep dan relasi dalam bentuk grafik dua dimensi, dengan node/titik merepresentasikan konsep kunci yang dihubungkan oleh hubungan-hubungan (links) yang merepresentasikan proposisi.  Hal ini hampir sama denagn jaringan semantik yang digunakan oleh berbagai disiplin ilmu seperti linguistik, pendidikan dan sistem berbasis pengetahuan.  Tujuan dari sistem ini adalah untuk mengorganisasikan lebih baik pengetahuan eksplisit dan menyimpannya dalam memori korporat untuk penympanan jangka panjang.
Teknik dan Metode Kodifikasi Pengetahuan (alat dan prosedur)
I. Pemetaan Pengetahuan
  • Berfungsi membimbing,
  • Representasi visual pengetahuan, bukan repository,
  • Sebuah direktori yang menunjuk langsung kepada orang-orang, dokumen, dan repository,
  • Mengarahkan orang ke mana harus pergi ketika mereka membutuhkan keahlian tertentu,
  • Menerima penangkapan pengetahuan eksplisit dan tacit dalam dokumen dan di kepala para ahli.

II. Siklus Building
  • Setelah Anda tahu di mana pengetahuan berada, Anda hanya menunjuk ke sana dan menambahkan petunjuk tentang cara untuk sampai ke sana,
  • Sebuah perusahaan intranet adalah media umum untuk pengetahuan peta penerbitan,
  • Kriteria Building : kejelasan tujuan, kemudahan penggunaan, ketepatan isi, 
III. Tabel Keputusan
  • Lebih seperti spreadsheet – dibagi ke dalam daftar kondisi dan nilai-nilai masing-masing dan daftar kesimpulan,
  • Kondisi yang cocok dengan kesimpulan,
IV. Pohon Keputusan
  • Diatur sebuah jaringan semantik hierarkis,
  • Terdiri dari node yang mewakili tujuan dan link mewakili keputusan atau hasil,
  • Baca dari kiri ke kanan, dengan akar berada di sebelah kiri,
  • Semua node kecuali simpul akar adalah contoh dari tujuan utama. Lihat Gambar dibawah,
  • Langkah pertama sebelum kodifikasi yang sebenarnya,
  • Kemampuan untuk memverifikasi logika grafis dalam masalah yang melibatkan situasi yang kompleks yang menghasilkan sejumlah tindakan,
V. Frames
  • Merupakan pengetahuan tentang ide tertentu dalam satu tempat,
  • Menangani kombinasi pengetahuan deklaratif dan operasional, yang membuatnya lebih mudah untuk memahami masalah domain,
  • Memiliki slot (objek tertentu atau atribut dari suatu entitas) dan facet (nilai dari suatu obyek atau slot),
  • Ketika semua slot diisi dengan nilai-nilai, frame dianggap instantiated.
VI. Taksonomi Pengetahuan
Konsep dapat dipandang sebagai  blok-blok bangunan pengetahuan dan keahlian.  Kita masing-masing menggunakan definisi internal kita sendiri mengenai konsep untuk membuat sense terhadap dunia sekitar kita.  Ketika konsep kunci telah diidentifikasi dan ditangkap, mereka dapat diatur dalam suatu hierarki yang sering mengacu sebagai suatu taksonomi pengetahuan struktural.  Taksonomi pengetahuan membat pengetahuan dapat secara gambar direpresentasikan sehingga merefleksikan organisasi konsep dalam bidang keahlian khusus atau untuk organisasi secara lebih luas.
Kamus pengetahuan (knowledge dictionary) adalah cara yang baik untuk menjaga konsep dan istilah kunci yang digunakan.  Hal ini mungkin disusun pada saat anda mengakuisisi dan mengkoding pengetahuan.  Hal ini harus secara jelas didefinisikan dan diklarifikasi oleh “jargon” profesional berdasarkan domain permasalahan.  Taksonomi adalah sistem klasifikasi dasar yang membuat kita dapat menggambarkan konsep dan ketergantungannya-biasanya dalam bentuk hierarki.  Makin tinggi konsep diletakkan, makin umum atau generik konsep tersebut.   Makin rendah suatu konsep ditempatkan, makin spesifik hal tersebut pada kategori level tinggi.  Konstruksi taksonomi melibatkan identifikasi, mendefinisikan, membandingkan dan mengelompokkan elemen.  Ketika menciptakan taksonomi pengetahuan oganisasi, hal ini sangat penting untuk mengidentifikasi pemilik konten.  Taksonomi ini membantu memastikan konten akan selalu up to date.  Organisasi akan juga memiliki ide jelas dari masing-masing anggota staf sebagai pemilik pengetahuan tertentu.  Taksonomi pengetahuan ini (kadang-kadang disebut peta pengetahuan) juga harus memanfaatkan metadata, yang ditandai pada “informasi tentang informasi”-sebagai contoh : penandaan konten dengan pemilik konten, tanggal “sebaiknya sebelum”, informasi klasifikasi seperti kata kunci, informasi spesifik-bisnis seperti audience yang dimaksud dan industri vertikal yang dituju.
sumber 1  sumber 2

OTHERS TECHNIQUES TO CAPTURE TACIT KNOWLEDGE

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM 
Lecture : Leon Abdillah

On-site Observation (Action Protocol)

   On-site observation, (action protocol) adalah proses mengamati, menginterpretasi dan mencatat perilaku pakar ketika memecahkan suatu masalah. Teknik ini memerlukan konsentrasi pada semua langkah karena dilakukan oleh pakar secara men-detail.
  Knowledge developer harus bertanya kepada pakar tentang proses penyelesaian masalah. Knowledge developer harus banyak mendengar dibandingkan dengan berbicara, menghindari adanya bantahan atau melakukan adu argumen kepada pakar ketika sedang melakukan kegiatannya.

- (on-site observation)

1.  Observasi dilakukan ditempat kerja
2.  Proses mengamati, menafsirkan, dan merekam perilaku ahli pemecahan masalah yang terjadi
3. Dibandingkan dengan proses wawancara, pengamatan di lapangan membawa pengembang pengetahuan lebih dekat dengan langkah-langkah nyata, teknik, dan prosedur yang digunakan oleh ahli.

Kelemahan On_site Observation

1.   Bahwa kadang-kadang beberapa ahli tidak suka diamati
2.   Reaksi dari rekan-rekan selama pengamatan dapat mengganggu
3. Kerugian lain adalah akurasi / kelengkapan pengetahuan ditangkap melemah kesenjangan waktu antara pencatatan dan pengamatan.

Knowledge sharing merupakan sebuah aktivitas dimana pengetahuan (informasi, skill, dan keahlian) ditukarkan kepada orang lain, teman, atau bahkan anggota keluarga, dan komunitas pada sebuah organisasi.
Knowledge sharing tidak hanya sekedar memberikan sesuatu kepada orang lain atau mendapatkan sesuatu dari mereka sebagai hasil timbal balik. Namun knowledge sharing terjadi ketika orang-orang secara alami tertarik untuk membantu satu sama lain untuk membangun kompetensi dan kapasitas yang baru untuk bertindak. Jadi knowledge sharing bukan sesuatu yang dipaksakan atau di siapkan secara formal, namun mengalir secara alamiah dan ada unsur kerelaan untuk membantu orang lain demi kemajuan atau mencapai tujuan tertentu.
Knowledge sharing juga disebutkan merupakan proses penciptaan pembelajran. Hal tersebut dimaksudkan bahwa melalui kegiatan knowledge sharing, maka se-seorang akan mendapatkan pemahaman, wawasan baru terhadap suatu hal, dan peningkatan tersebut merupakan salah satu bentuk dari adanya pembelajaran.
Fokus utama dari knowledge sharing adalah kemampuan seseorang untuk mengeksplisitkan dan meng-komunikasikan pengetahuan kepada individu, grup, dan organisasi. Selanjutnya dalam knowledge management system, seorang individu diharapkan mampu mengkon-tribusikan pengetahuan mereka melalui system yang telah disediakan oleh organisasi daripada di-share secara personal atau kelompok tertentu saja. Knowledge mana-gement system merupakan kunci utama keber-hasilan kegiatan knowledge sharing di organisasi.
Isu utama dalam knowledge management system adalah harus bisa menunjukkan bahwa knowledge merupakan sebuah ‘benda publik’/public good
Artinya adalah bahwa knowledge atau penegtahuan tersebut harus tersedia untuk seluruh anggota organisasi tanpa melihat apakah mereka semua turut berkontribusi apa tidak.  Namun masalah muncul ketika ada beberapa individu yang menikmati pengetahuan bersama tersebut tanpa memberikan kontribusi. Isu tersebut masih menjadi hal yang membuat knowledge sharing menjadi kegiatan yang sulit untuk dilakukan.

LEARNING FORM DATA


KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
Lecture : Leon Abdillah

Caltech
Caltech memiliki kursus online Belajar dari data, diajarkan oleh Profesor Yaser Abu-Mostafa, yang berusaha untuk membuat materi kursus diakses oleh semua orang. Tidak seperti kebanyakan kursus online saya sudah diambil, yang satu ini secara independen ditawarkan melalui platform yang dibuat hanya untuk kelas. Aku mengambil kursus untuk korban kedua Januari-Maret 2013.

Platform yang kursus yang ditawarkan adalah tidak licin sebagai Coursera. Kuliah-kuliah yang ditawarkan melalui playlist Youtube, dan PR yang dinilai melalui beberapa pilihan. Itu mungkin kelemahan kelas, tapi entah bagaimana fakultas tentu membuatnya bekerja.

Isi kelas itu adalah titik yang kuat. Abu-Mostafa berkelok-kelok teori dan masalah pragmatis seluruh kelas, dan mengundang siswa untuk menulis kode di hampir setiap platform (Aku, tentu saja, memilih R) untuk mengeksplorasi ide-ide teoritis dalam pengaturan praktis. Antara kelas ini dan Mesin kelas Andrew Ng Belajar pada platform Coursera, mahasiswa akan memiliki dasar yang sangat kuat untuk menerapkan teknik ini untuk pengaturan dunia nyata.

Saya hanya punya satu keberatan dengan konten, yang datang di kuliah terakhir. Dalam penjelasannya tentang teknik Bayesian, ia menyatakan bahwa dalam situasi yang paling Anda hanya bisa model parameter dengan fungsi delta. Ini, tentu saja, jatuh sejalan dengan gagasan frequentist bahwa Anda memiliki konstan, tetapi diketahui "keadaan alamiah." Saya merasa seperti ini untuk waktu yang lama, tetapi tidak benar-benar percaya itu lagi dalam berbagai konteks. Saya pikir dia bermain sampai Bayesian v frequentist perselisihan sedikit banyak, yang mungkin telah tepat 20 tahun yang lalu tapi tidak begitu banyak masalah sekarang.

Jika tidak, saya menemukan perspektif dari kursus yang sangat berharga, terutama dalam konteks pembelajaran diawasi.

Jika Anda berencana untuk mengambil kursus, saya merekomendasikan meninggalkan banyak waktu untuk itu atau memiliki latar belakang statistik yang sangat kuat.

CAPTURING TACIT KNOWLEDGE

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM 
Lecture : Leon Abdillah   

Interview 10 (Question)

1. Apa latar belakang dari diterapkan nya kms Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
2. Apa tujuan knowledge management bagi sistem informasi tersebut? 
3. Bagaimana  diterapkan nya system Perekrutan Karyawan  ini ? 
4. Apa saja pengetahuan umum yang  tersedia dalam Peusahaan ini dan jelaskan? 
5. Dari pengetahuan tersebut, yang manakah yang paling mudah di kelolah sehingga pemanfaatannya sangat di rasakan pengguna? 
6. Apa saja tahapan dalam knowledge management agar suatu knowledge yang tersimpan dalam organisasi (PT. Chevron Indoasia Business) dapat dikelola dengan baik? 
7. Sejauh ini apa saja pemanfaatan Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment? 
8. Bagaimana penerapan teknologi informasi knowledge sharing culture PT. Chevron Indoasia Business ? 
9. Bagaimana proses interface mengenai sistem informasi Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment? 
10. Apakah komponen yang paling penting dan dibutuhkan dalam penerapan knowledge managemen system ini di Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment


Questioner [10 Question]

1. bagaimana penerapan Knowledge Management system pada Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment? 
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

2. Bagaimana Bentuk teknologi dalam knowledge Perekrutan Karyawan ini?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

3. Apakah KMS yang diterapkan sudah sesuai tujuan?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

4. Bagaimana pengelolahan knowledge Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

5. Bagaimana pengelolahan pengetahuan tacit dalam knowledge Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

6. Bagaimana pelayanan Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment  setelah di terapkan nya KMS?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

7. Apakah system knowledge Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment  yang diterapkan sudah baik dan mudah untuk di terima?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

8. Fasilitas yang di sediakan dalam knowledge Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

9. Bentuk tampilan dari KMS knowledge sharing Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment yang telah di terapkan?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

10.bagaimana pengelolahan  KMS knowledge Perekrutan Karyawan pada PT. Chevron Indoasia Business unit Departement Recruitment?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik